TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL PERSPEKTIF
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
I. PENDAHULUAN
Dalam
perspektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara
beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang
dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam konteks akademik
merupakan sesuatu yang lumrah, bahkan dapat semakin memperkaya khazanah
berfikir manusia dan bermanfaat untuk pengembangan teori itu sendiri. Tetapi
untuk kepentingan kebijakan nasional, seyogyanya pendidikan dapat dirumuskan
secara jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak yang terkait dengan
pendidikan, sehingga setiap orang dapat mengimplementasikan secara tepat dan
benar dalam setiap praktik pendidikan.
Pendidikan
sebagai usaha sadar dan terencana menunjukkan bahwa pendidikan adalah sebuah
proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang (proses kerja intelektual).
Oleh karena itu, di setiap level manapun, kegiatan pendidikan harus
disadari dan direncanakan, baik dalam tataran nasional, dalam makalah ini akan
membahas pendidikan nasional yang ditinjau dari sudut pandang filsafat
pendidikan Islam.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Telaah Dan tujuan Pendidikan Nasional ?
B. Bagaimana tujuan Filsafat Pendidikan islam ?
C. Bagaimana Pendidikan Nasional Ditinjau Dari Sudut Pandang Filsafat
Pendidikan Islam ?
III. PEMBAHASAN
A. Bagaimana Telaah Dan tujuan Pendidikan Nasional ?
Dijelaskan dalam garis-garis besar Haluan
Negara tahun 1993, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia, yaitu menusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan Yang
Maha Esa, Berbudi pekerti yang luhur, Berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, trampil, disiplin, beretos kerja, professional, tanggung jawab
dan prouktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional harus
menumbuhkan jiwa patriotic dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan
semangat kebangsaan dan kesetia kawanan social serta kesadaran pada sejarah
bangsa dan sikap menghargai jasa pahlawan serta berorientasi masa depan. [1]
Untuk mengetahui definisi pendidikan
perspektif filsafat pendidikan islam, sebagaimana termaktub dalam UU No. 20
tahun 2003 tentang SISDIKNAS yakni: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian serta ketrampilan dirinya,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. Bagaimana Dasar Dan tujuan Filsafat Pendidikan islam ?
1. Dasar-dasar pendidikan Islam
Dasar
atau pundamen deri suatu bangunan adalah bagian dari bangunan yang menjadi
sumber kekuatan dan keteguhan terhadap berdirinya bangunan itu. Pada suatu
pohon dasar itu adalah akarnya fungsinya sama dengan pundamen tadi, mengeratkan
berdirinya pohon itu. Kaitanya dengan dasar pendidikan islam ialah Firman Tuhan
dan Sunnah Rasullah S.A.W. Kalau pendidikan diibaratkan bangunan, maka isi
Al-Qur’an dan Hadistlah yang menjadi pundamennya.dengan dua dasar yang
sesungguhnya hanya satu ini, maka keteguhan berdirinya pendidikan islam tidak
dapat digoyangkan oleh apapun juga. Oleh karena itu, pemakaian teori dan
filsafat pendidikan islam bagi usaha-usaha pendidikan masih lebih mudah, denga
tidak menyimpang dari maksut semula yaitu mendasarkan usaha-usaha pendidikan
pada Al-Qur’an dan Hadist.[2]
Bagi
umat islam maka dasar agama merupakan fondasi Utama dari keharusan
berlangsungnya pendidiakan, karena ajaran-ajaran islam berfungsi unifersal yang
mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan khaliqnya yang diatur dalam Ubudiah, juga dalan hubungannya
dengan sesamanya yang diarur dalam muamala. Urusan prioritas pendidikan islam
dalam upaya pembentkan kepribadian muslim,[3]
2. Tujuan Pendidikan Islam
Bila
pendidikan kita pandang sebagai suatu proses, maka proses tersebut akan
berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan, suatu tujuan yang hendak
dicapai oleh pendidikan pada hakikatnya adalah suatu perwujutan ntang tujuan dari
nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang diinginkan.
Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kepribadian manusia,
sehingga menggejala pada perilaku lahiriah adalah cermin yang memproyeksikan
nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalam jiwa manisia sebagai produk dari proses
kependidika.
Jika
kita berbicara tentang tujuan pendidikan islam, berarti buerbicara nilai-nilai
ideal yang bercorak islami, hal ini mengandung makna bahwa pendidikan islam
tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas islami,. Sedang idealis
islam itu adalah perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh imam dan taqwa
kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.[4]
a. Fungsi dan jenis tujuan pendidikan
Sebagai
suatu agama, islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan komperhensif
disbanding dengan agama lain yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya, sebagai
agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup
sepanjang zaman ataau sampai hari akhir, islam tidak hanya mengatur cara
mendapatkan kebahagiaan hidup diakhirat, ibadah dan menyerahkan diri kepada
Allah saja melainkan juga mengatur cara
mendapatkan kebahagiaan hidup didunia termasuk didalamnya mengatur masalah
pendidikan.[5]
Tujuan
telah terlingkup didalam pengertian usaha, yang mana usaha memahami permulaan
dan memahami pula akhirnya. Ada usaha yang terhenti karena suatu kegagalan
sebelum mencapai tujuan, tetapi usaha itu belum dapat disebut berakhir. Pada
umumnya, suatu usaha baru berakhir kalau tujuan akhir telah tercapai. Dengan
ini, sampailah kita kepada fungsi tujuan yang pertama, yaitu mengakhiri tujuan
itu.
Tujuan dapat pula merupakan titik pangkal
untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik merupakan tujuan-tujuan baru maupun
tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama. Dapat diakatakan bahwa dalam suatu
tujuan itu membatasi ruang gerek usaha, dalam segi lainnya mempengaruhi dinamik
dari usaha itu
Funggsi
tujuan akhir, ialah memelihara arah usaha itu dan mengakhirinya setelah tujuan
itu tercapai. Fungsi tujuan sementar, ialah membantu memelihara arah usaha dan
menjadi titik berpijak untuk mencapai tujuan-tujuan lebih lanjut dan tujuan
akhir.
b.Tujuan akhir pendidikan Islam
Ketentuan-ketentuan
mengenai apa yang disebut kepribadian muslim, adalah lebih abtrak lagi dari
pada kedewasaan rohaniah. Lebih sulit pulalah untuk menentukan bil;a masanya
dan siapa-siapa yang telah mencapai keadaan itu. Sesungguhnya penentuan
mengenai hal itu bukanlah wewenang manusia.tuhan lah yang menentukan
siapa-siapa diantara hambaNya yang betul-betul telah mencapai tujuan itu.
Pendidikan dapat diusahakan oleh manusia tetapi penilaian tertinggi mengenai
hasilnya adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui. Sesungguhnya tujuan pendidikan
islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap orang muslim, jelas bahwa
manusia hanya diperkenakan memilih satu agama, ialah agama Islam dan tujuan
hidupnya ialah menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya.[6]
Kedewasaan roskanhani bukanlah bukanlah
merupakan sesuatu yang setatis, melainkan melalui suatu proses, ukuran-ukuran
mengenai hal ini bersifat teoretis dan gradual, seorang dinyatakan mencapai
dewasa secara roohani apabila ia telah dapat memilih sendiri, memutuskan
sendiri dan bertanggung jawab sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya.
Dengan demikian maka mencapai kedewasaan merupakan tujuan sementara pendidikan
untuk mencapai tujuan akhir, dan tujuan akhir pendidikan islam adalah
terwujudnya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya
merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam.[7]
Adapun
konsep tujuan pendidikan, maka definisi yang paling sederhana yang mungkin
disebut adalah perubahan yang diingini yang diusahakan melalui proses
pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya.salah satu tujuan pendidikan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai mana belajar.[8]
C. Bagaimana tujuan Pendidikan Nasional Ditinjau Dari Sudut Pandang
Filsafat Pendidikan Islam ?
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional (SISDIKNAS) pasal 3 menjelaskan, bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriaman dan bertaqwa kepada Tuha Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatiif mandiiri dan menjadi warga Negar yang
Demokratis serta bertanggung jawab. Bahwa nilai-nilai yang hendak dituju oleh
pendidikan islam adalah berdimensi trensendental (melintasi wawasan duniawi)
sampai ukhrawi dengan meletakkan cita-cita yang mengandung dimensi nilai
duniawi sebagai sarannya. Oleh Karena pendidikan merupakan sarana untuk
merealisasikan tujuan hidup bagi orang muslim secara universal, maka tujuan
pendidikan islam diseluruh dunia dapat diikatakan sama, yang membedakan
hanyalah sistem dan modelnya
Dalam upaya mencapai tujuan organisasi,
telah ditetapkan ruang lingkup dan usaha menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran melalui pondok pesantren, diniyah, madrasah, atau skolah negri dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, kursus-kursus serta
meningkatkan dan menyempurnakan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan.[9]
Maka pendidikan islam justru memperluas
rentangan konfirmasi nilai-nilai islami sehingga setiap pribadi musliam akan
mampu melakukan dialog konstruktif terhadap kemajuan teknologi modern dimana
prinsip-prinsip nilai islami memberikan jalan terarah kepada setiap muslim
untuk memenfaatkan, mengembangkan ilmu dan teknologi sejauh mungkin dapat
dicapai, bukan lagi nilai islami jika kaidah-kaidahnya membelenggu ruang gerak
daya cipta, karsa dan rasa pribadi muslim, sehingga membawa kearah kemunduran
disegala bidang atau sebagai bidang kehidupan masa kini dan mendatang.
Nilai islami yang seharusnya
dikembang-tumbuhkan dalam pribadi anak didik melalui proses kependidikan adalah
berwatak fleksibel dan dinamis dalam konfigurasi normatif yang tak berubah
sepanjang masa.
Dengan demikian, pendidikan islam bertugas
disamping menginternalisasikan (menanamkan dalam pribadi) nilai-nilai islami.
Juga mengembangkan anak didik agar mampu melakukan pengamalan nilai-nilai itu
secara dinamis dan fleksibel terkait dangan pendidikan Nasional, hal ini
berarti pendidikan islam secara optimal harus mampu mendidik anak didik agar
memiliki “kedewasaan atau kematangan” dalam beriman, bertaqwa dan mengamalkan
hasil pendidikan yang diperoleh sehingga menjadi pemikir yang sekaligus
pengamal ajaran islam, yang dialogis terhadap perkembangan kemajuan zaman.
Dengan kata lain pendidikan Nasional haruslah mengacu pada nilai-nila islami,
sehingga akan mencetak generasi yang lebih baik.
IV. KESIMPULAN
Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional (SISDIKNAS) pasal 3
menjelaskan, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriaman dan bertaqwa kepada Tuha Yang
Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatiif mandiiri dan menjadi
warga Negar yang Demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan
tujuan pendidikan islam yaitu, ukuran-ukuran mengenai hal bersifat teoretis, menciptakan insane yang
khamil salah satunya seorang dinyatakan mencapai dewasa secara roohani apabila
ia telah dapat memilih sendiri, memutuskan sendiri dan bertanggung jawab
sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Dengan demikian maka mencapai
kedewasaan merupakan tujuan sementara pendidikan untuk mencapai tujuan akhir,
dan tujuan akhir pendidikan islam adalah terwujudnya kepribadian muslim, yaitu
kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran
Islam.
V. PENUTUP
Demikian
makalah ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak baik bagi
penulis sendiri maupun bagi pembaca. Tentunya masih banyak terdapat kekurangan
dari penyusunan makalah ini baik dari teknik penulisan maupun isi, Untuk itu
saya selaku pemakalah mohon ma’af apabila terdapat kesalahan, Trima kasih.
[1] Abdurrachman Mas’ud, Paradikma
Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR, 2001) Hal 202
[2] Ahmad D Marimba, Pengantar
Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT ALMA’ARIF, 1980) HAL 41-44
[3] Zuhairi DKK, Filsafat Pendidikan
Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995) hal 153
[4] Arifin , Filsafat Pendidikan
Islam, (Jakarta : BUMI AKSARA, 1996) HAL 119
[5] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan
Islam 1, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997
[6] Ahmad D Marimba, Op.cit,
hal 49
[7] Usman, Filsafat pendidikan, (
Yogyakarta : Teras, 2010) hal 125
[8] Omar mohammad al-taumy al-syaibani,
Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1975) hal 398-399
[9] Usman, Ibid, hal 125-126
Tidak ada komentar:
Posting Komentar